Ternyata Menag RI Prof. Nasarudin Umar piawai dalam mengelola 8 program prioritas Kemenag RI, terutama pengelolaan haji 2025 sebagai program yang paling prioritas dan penuh tantangan, tetapi sukses diselenggarakan.
Hal ini terbukti melalui penilaian yang dilakukan Raja Muhammad Bin Salman bahwa Pemerintah Indonesia melalui Menag Nasaruddin telah mampu mengelola haji Indonesia tahun ini dengan lebih baik. Penilaian ini diketahui melalui pertemuan yang dihadiri lebih dari 100 delegasi negara penyelenggara haji 2025 di istana kerajaan Arab Saudi. Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapat perhatian utama dari kerajaan Arab Saudi karena pertimbangan memiliki populasi muslim terbesar di dunia dan menjadi negara yang paling banyak mendapatkan kuota haji.
Menag Nasaruddin mengungkapkan bahwa Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Taufiq bin Fauzan Al-Rabiah, pun menyampaikan pernyataan yang serupa, di mana beliau menilai bahwa pelaksanaan jamaah haji yang berasal dari negara Indonesia tahun ini dinilai lebih baik. Lebih lanjut Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi menyebut bahwa pelaksanaan haji tahun ini lebih tertata dan terfasilitasi. Tertata karena jamaah haji dikelompokan berdasarkan kloternya sehingga lebih mudah mengkoordinirnya. Sedangkan terfasilitasi dapat dilihat melalui kerja-kerja yang ditunjukkan oleh para petugas haji dan melakukan sapu bersih terhadap jamaah haji yang ketinggalan atau terlantar yang tidak tahu lagi jalan kembali ke tendanya. Kemudian dijemput dan diantar langsung oleh petugas haji di berbagai sektor yang ada di Mekah.
Aspek penting lain yang mendapat perhatian khusus adalah fasilitas tenda, pasokan air, serta pelayanan kesehatan, khususnya jumlah rumah sakit dan tim medis keliling juga bertambah. Fasilitas tenda dinilai cukup memenuhi kebutuhan jamaah haji. Meski ada insiden sedikit namun sudah dapat diatasi dengan sebaik-baiknya. Demikian pula dengan pasokan air yang dinilai sangat lancar, bahkan lebih dari cukup untuk digunakan para jamaah.
Adapun layanan kesehatan tahun ini dinilai cukup baik karena ditempatkan tenaga medis yang melakukan kontrol dari tenda ke tenda guna memastikan kondisi para jamaah haji. Akibat pelayanan medis yang begitu baik, sehingga berpengaruh pula pada turunnya angka jamaah yang sakit dan yang wafat secara signifikan, bila dibandingkan sebelumnya. Padahal kondisi cuaca berada dalam kategori sangat tinggi yakni di atas 40 derajat Celcius. Namun kondisi kesehatan para jamaah haji tetap stabil. Bagi mereka yang mengalami sakit yang berakibat pada tidak dapat dijalankannya rukun dan wajib haji, maka bisa dibadalkan dan telah selesai dijalankan. Begitu pula dengan tukang cukur untuk layanan tahallul yang sengaja disiapkan pihak penyelenggara haji di Mekkah atau yang kebetulan menerima orderan tahallul banyak berseliweran di depan pintu masuk Kabah. Hal ini dilakukan sebagai bentuk layanan maksimal terhadap jamaah haji di Mekkah.
Selaku Amirul Hajj Menag Nasaruddin melihat secara objektif bahwa penyelenggaraan haji tahun ini menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan, terutama pada aspek layanan konsumsi, transportasi, sampai kepulangan jemaah telah berjalan dengan tertib dan lancar tanpa hambatan, sehingga mereka bisa pulang dengan senyum kebahagiaan karena Ibadah haji mereka berjalan terasa nyaman dan lancar.
Penilaian internal jamaah haji sendiri yang diwakili Ary Ginanjar Agustian memandang bahwa penyelenggaraan haji tahun 2025 adalah penyelenggaraan haji yang terbaik dan nyaman. Hal ini bisa ditemukan pada ketersediaan konsumsi, sarana transportasi dan akomodasi, kinerja petugas haji yang sangat maksimal, manajemen jamaah di Armuzna, safari wukuf yang sangat baik, hingga layanan terhadap lansia dan difabel yang melekat, membuat manajemen haji tahun ini dianggap yang paling baik.
Akhirnya dapat diketahui bersama bahwa penyelenggaraan haji tahun 2025 ini dinilai sukses secara keseluruhan. Bravo Menag RI...!!(*)